Let's Follow

About Me

Foto Saya
Anugrah Abdy Kautsar
Nama Saya adalah Anugrah Abdi Kautsar yang di lahirkan pada tanggal 19 juni 1997 , skarang usia gue 16 tahun (MUDA) .Prinsip - Hanya Teman;;) .face all the problems with patience and steadfast that all will work out his.
Lihat profil lengkapku
Blogger Bertuah
Blogger Bertuah
Kamis, 06 Desember 2012

Untuk DEWASA sebaiknya baca saat sendirian di kamar

persisi seperti judul postingan gue diatas, maksud gue disini bukan untuk membajak atau mencuri hidup seseorang namun niat gue disini yaitu untuk mengenalkan cerita seseorang yang begitu hebat kepada kalian semua dan semoga kita semua bisa belajar banyak dr cerita ini.

beberapa minggu yang lalu gue sempet baca-baca motivator dr mario teguh dan ga saangka banget teernyata ada cerita sedu disana yang bisa bikin gue nangis 1 ember. cerita ini mengisahkan tentang seorang anak yang mempunya penyakit dan seorang wanita penyelamat yang begitu tegar , konsep yang bagus banget.

Check This

Kado untuk Samuel


“Aku menemukan sisi lain dari keindahan dunia ini saat mengenalmu dan ketika aku kehilangan dirimu, engkau menjadi inspirasi bagiku.”



12926784181062922423

12915650891304406632


Aku meneguk sisa es teh tawar yang masih tersisa di gelasku. Ketika aku masih menikmatinya ekor mataku menangkap sosok anak laki-laki yang memperhatikanku. Matanya menatapku. Sebuah tatapan yang menusuk ke dalam hatiku. Tatapan yang penuh iba. Aku meletakkan gelas yang hanya menyisakan es batu yang masih membeku.
“Bu, anak kecil yang duduk di pinggir jalan itu siapa ya?” tanyaku penasaran kepada pemilik warung sambil memandang anak laki-laki tersebut.
“Ow… Duh, kasihan tuh anak, bang!”
“Kasihan kenapa, bu?”
“Sudah seminggu bapanya meninggal gara-gara sakit. Ibunya sih meninggal pas melahirkan dia. Dia ngga punya keluarga lagi. Sekarang sih dia tidur di mana saja karena di usir dari kontrakan.”
“Begitu ya, bu!”
Selesai membayar es teh tawar yang aku pesan. Aku menghampiri anak laki-laki yang hanya mengenakan pakaian kumal tanpa alas kaki. Entah sudah berapa lama dia tidak mengganti pakaiannya.
Semakin aku mendekatinya semakin jelas kelihatan kalau tubuhnya tidak terurus. Dia terus menatapku sampai aku duduk di sampingnya.
“Nama kamu siapa dek?” tanyaku dengan nada bersahabat sambil mengukir sebuah senyuman.
“Aku lapar, kak!” ucapnya sambil memegang perutnya.
Aku mencoba mengingat uang yang masih tersisa di saku dan dompetku. Hanya ada selembar sepuluh ribuan dan dua koin lima ratus.
“Nanti kakak belikan kamu makanan. Tapi nama kamu siapa?” Sekali lagi aku menanyakan namanya.
“Benar kak? Serius? Kakak ngga bohongkan?”
“Iya. Ngapain bohong? Tapi nama kamu siapa?”
Aku melihat senyuman manisnya yang memancarkan barisan giginya yang tersusun rapi tapi berwarna kuning karena tidak pernah disikat.
“Namaku Samuel Lie. Dipanggilnya Samuel. Kalau kakak?”
“Dewantara, panggil saja kak Tara!”
Dia mengulurkan tangannya lalu kusambut. Sebuah jabatan salam perkenalan yang hangat. Terasa kalau tangannya penuh dengan debu ketika tanganku bersentuhan dengan tangan munggilnya. Kukunya yang panjang menyembunyikan daki berwarna hitam di setiap kuku jarinya.
“Yuk, kita makan.”
“Di mana kak?”
“Tuh ada warteg!” ucapku sambil menunjuk sebuah warteg.
Dengan langkah semangat Samuel memegang tanganku dan menuntunku ke warteg tersebut. Wajah murungnya berubah menjadi ceria.
Aku hanya memandangnya dengan mata yang hampir copot. Lahap sekali anak ini makan. Kurang dari lima menit, makanan yang aku pesan sudah tidak tersisa lagi. Sampai menjilat jarinya segala.
“Terima kasih ya, kak!” ucapnya dengan malu-malu.
“Sama-sama,” balasku terharu meski aku tahu jatah makan malamku sudah tidak ada lagi.
*****
Aku manatap Samuel yang tidur terlelap yang hanya beralaskan koran dan tumpukan baju di kosku yang hanya berukuran 2×1,5 meter. Masih terngiang pembicaraan antara aku dengan Samuel sebelum dia terlelap.
“Aku panggil kakak dengan sebutan Ko Dewa ya?”
Aku menatapnya dengan keheranan di antara terang yang dipancarkan lilin kecil. Anehkan? Kos yang aku tinggali hanya seratus ribu sebulan. Tanpa listrik dan tanpa kamar mandi. Jadi kalau mau mandi harus ke WC umum. Itu pun harus bayar. Suara kereta api yang lewat persis di depan kosku sudah menjadi musik tersendiri bagiku. Kata orang ada harga, ada mutu. Seperti itulah gambaran kos di pinggiran rel kereta api.
“Dulu aku punya koko.”
“Trus koko kamu di mana sekarang?”
Hening. Sunyi. Bisu.
“Koko… Koko meninggal karena sakit sama seperti papa. Namanya Ko Daniel.”
Kembali kesunyian mencekam.
“Ngga apa-apakan kalau aku manggil kakak dengan panggilan Ko Dewa?”
Aku berusaha untuk tersenyum, “panggil saja Ko Tara, ya?”
“Oklah kalau begitu.”
Aku tertawa dengan tingkah lakunya yang masih polos.
Karena lelah Samuel langsung tidur terlelap. Sementara aku berusaha menutup mataku diantara suara perutku yang berbunyi karena kelaparan.
*****
12915651631596054007

“Koko pengen punya toko sendiri,” celotehku ketika mengajaknya ke tempatku bekerja. “Ngga perlu besar, yang penting milik sendiri.”
“Kenapa ngga jadi koki saja?”
“Koki?”
“Iya. Bisa makan sepuasnya. Kita makan ya ko?”
“Kamu lapar?”
“Lapar setengah mati.”
“Tapi uang koko tinggal seribu rupiah. Cuma bisa beli gorengan.”
Samuel hanya menatapku.
“Kamu disini ya, koko beliin kamu gorengan dulu.”
“Iya ko.”
Aku berlari untuk membeli dua potong pisang goreng. Begitu kembali, mata Samuel berbinar-binar ketika menerima dua potong pisang goreng.
“Ini untuk aku dan ini untuk koko,” ucapnya sambil menyerahkan sepotong pisang goreng.
“Untuk kamu saja ya!”
“Ngga mau! Koko kan belum makan apa-apa dari semalam?”
Dengan berat hati aku memakannya juga.
Setelah itu aku langsung melakukan tugasku ketika tiba di toko. Membuka toko, lalu membersihkannya, melayani pembeli dan kemudian menutupnya. Gajinya sih cukup untuk bayar kos, makan, kebutuhan sehari-hari dan biaya transportasi. Tapi beruntung Ko Willy, si empunya toko berbaik hati mengizinkan aku memakai komputernya untuk jualan online. Aku menjual tas yang ada di toko Ko Willy di blogku yang kuberi MotivatorSuper.com . Keuntungannya memang sedikit. Tapi aku percaya, setia dalam hal yang kecil maka Tuhan akan mempercayakan hal yang lebih besar lagi.
“Nanti kalau ada yang beli tas sama koko, nanti koko traktir kamu di KFC.”
“Wow! Samuel doain semoga laku. AMIN”
Aku hanya tersenyum. Apa lagi melihat tubuhnya sudah bersih. Meski baju yang dikenakannya kebesaran.
Aku belum bisa membelikan Samuel baju sehinga mau ngga mau dia harus memakai pakaianku.
*****
“Kamu sikat gigi pakai garam ya?”
Samuel menatapku dengan kebingungan.
“Odolnya habis. Koko belum bisa beli.”
“Ow.”
“Begini caranya…” ucapku lalu mengambil garam dengan telunjuk tanganku dan menggosokkannya ke gigiku.
“Asin ko!”
Aku tersenyum meski hatiku perih.
“Yah iyalah masa manis.”
*****

12915651891207257977


“Badanmu panas,” keluhku bingung ketika tanpa sengaja menyentuh tubuhnya. “Kamu sakit ya?”
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut munggil Samuel yang merah. Dahinya berkerut dan bibirnya mendesah menahan sakit.
Sementara di luar kos, gerimis mulai turun.
Tubuh Samuel kedinginan. Tidak ada jaket atau selimut. Aku berusaha menghangatkan tubuhnya dengan menempelkan beberapa baju ke seluruh tubuhnya.
“Kita ke dokter ya?” usulku, meski aku sendiri tidak yakin mendapat pertolongan tanpa uang yang cukup. Orang miskin dilarang sakit! Kalau berobat harus pinjam sana-sini buat biaya berobat. Setelah sembuh kerja keras lagi buat bayar hutang.
Aku semakin bingung ketika Samuel tidak menjawab. Dia hanya mengerang dengan mata tertutup rapat.
Aku menggendong tubuh Samuel dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Entah kenapa aku takut kehilangan Samuel. Meski baru dua minggu mengenalnya. Rasanya seperti terjalin ikatan batin yang kuat diantara kami.
Sehari tanpa ocehan Samuel rasanya ada yang aneh. Pertanyaan-pertanyaan sering terlontar dari mulutnya hingga kadang aku kewalahan menjawabnya.
“Woi, mau ke mana loe?” sergah satpam rumah sakit ketika melihatku. “Enak saja main masuk!”
“Adik saya sakit, pak?”
Satpam tersebut memandangku dan Samuel berkali-kali. Mungkin dia bingung, aku yang pribumi memiliki adik yang keturunan Tionghoa.
“Bawa saja ke rumah sakit lain. Di sini bayarnya mahal. Ngga terima pasien kayak begini!”
Ya Tuhan? Apa rumah sakit ini hanya menerima pasien yang menaiki mobil mewah yang bisa di rawat di sini? Sementara orang miskin sepertiku tidak diterima?
Ketika satpam tersebut mengarahkan mobil mewah untuk mendapatkan parkir aku langsung menerobos masuk. Aku tetap nekat untuk masuk. Apa pun akan aku lakukan untuk Samuel. Satpam tersebut hanya pasrah dengan sikapku. Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang melihatku basah kuyup tanpa alas kaki. Sandal nyang kupakai tadi putus. Mungkin sudah waktunya untuk diganti.
Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang memandangku. Dinginnya AC menusuk hingga tulang sum-sumku.
*****
Empat hari kemudian.
“Hemofilia?” tanyaku kaget.
“Penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromosn X,” ucap dokter muda yang cantik perawakannya memberiku penjelasan.
Aku menggagumi kecantikannya.
“Tapi selama ini tidak ada keanehan yang saya temui, seperti pendarahan yang terus menerus atau terjadi benturan pada tubuhnya yang mengakibatkan kebiru-biruan. Kalau boleh tahu, Samuel mengidap hemofilia A atau Hemofilia B, dok?”
“Begitu ya? Hemofilia B.”
Aku terdiam.
“Tidak hanya itu, hasil pemeriksaan menyatakan kalau dia juga positif HIV.”
Aku berdiri seperti patung. Samuel yang masih berumur enam tahun mengidap HIV? Ayah atau ibunyakah yang menularkan? Atau karena dia pernah menjalani transfusi darah dan ternyata Human Immunodeficiency Virus lolos dalam transfusi darah yang dijalanninya.
Kini aku tahu, kenapa tidak ada satu pun keluarganya yang mau menampungnya yang sebatang kara. Mungkin ayahnya meninggal karena HIV juga. Entahlah.
Aku menatap wajah pucat Samuel yang terbaring lemah dengan infus yang terpasang ditubuhnya. Selama Samuel di rawat tidak ada satu pun kata keluh kesah yang keluar dari mulutnya.
Masih jelas tergambar di memoriku pembicaraan kami berdua ketika mengajaknya makan di KFC di salah satu mal di bilangan Jakarta Barat.
“Samuel pengen kado natal!” Ungkap Samuel tiba-tiba begitu melihat nuansa natal yang menghiasi setiap penjuru mal.
“Mau kado apa?”
“Cuma pengen boneka Tazmania.”
“Nanti koko belikan kalau koko sudah punya duit. Beberapa harri ini belum ada tas yang laku. Nanti koko belikan boneka Tazmania yang gede.”
“Yang kecil juga ngga apa-apa kok.”
“Tapi jangan lupa berdoa ya.”
“So, pasti!”
Malamnya sebelum beranjak tidur, kembali dia mengutarakan keinginannya.
“Koko pasti belikan buat kamu. Berharap sebelum natal banyak tas yang laku.”
“Amin!” teriaknya memecah kesunyian malam.
Hatiku miris, seharian aku dan Samuel hanya minum air kran. Tidak ada duit yang tersisa.
“Maafkan koko, Samuel,” bisikku dalam hati sambil mengusap kepalanya.
Menit berikutnya.
Dia mengajakku berdoa. Biasanya aku yang mengajaknya.
“Tuhan… Berkati Ko Tara ya. Berkati pekerjaannya dan usaha on…”
“Online.” timpalku yang mengetahuinya kesulitan menyebut kata tersebut.
“Usaha onlinenya. Berkati juga bloknya.”
Aku tersenyum ketika dia menyebut kata blog dengak pemakaian huruf K dibelakangnya.
“Nama blognya apa ko?”
MotivatorSuper.com,” ucapku dengan perlahan-lahan.”
“Berkati MotivatorSuper dot kom ya Tuhan. Biar banyak orang yang diberkati.”
Aku terharu. Aku meneteskan air mataku.
*****
“Ko, aku mau pulang saja!”
“Kenapa sayang? Di sinikan enak? Ngga kayak di kos koko.”
“Tapi aku kasihan koko harus berhutang untuk bayar semuanya.”
Diam. Sesak.
“Kamu jangan pikirkan itu ya, sayang. Tuhan pasti cukupkan semuanya.”
Tidak ada pilihan selain meminjam uang dengan Ko Willy dengan jaminan gajiku di potong setengah dari seharusnya aku terima setiap bulan.
Sebatang kara seperti ini tidak bisa berharap pertolongan kepada keluarga. Ah, betapa indahnya kalau masih memiliki keluarga. Teman? Ini Jakarta. Uang ngga jatuh dari pohon kayak daun kering. Siapa yang mau memberikan pinjaman kepadaku tanpa jaminan apa-apa yang bisa disita kalau tidak mampu melunasi hutang yang ada? Memberikan pinjaman ke keluarga sendiri saja masih pakai hitung-hitungan. Kalau mau nyumbang harus di ekspos. Berharap kepada manusia memang sering mengecewakan.
“Kamu harus di rawat di sini supaya cepat sembuh.”
“Ko…. Maafkan aku.”
“Kenapa harus minta maaf?”
“Aku sudah merepotkan koko.”
Aku menggenggam tangannya. “Kamu tidak merepotkan kok. Percayalah! Koko malah senang bisa berkorban buat kamu.”
******


12915652635125962

1291565283359961275

1291565305740409917
Segala macam usaha telah di coba oleh tim dokter yang menangani Samuel. Sudah dua minggu terakhir ini berbagai obat pun silih berganti dimasukkan ke dalam tubuhnya.
Setiap hari berjam-jam aku menemaninya setelah pulang dari jaga toko. Mengobrol, bergurau atau kadang-kadang berdongeng untuknya.
“Ko, apa artinya meninggal dunia?”
Pertanyaan yang menghentakkan diriku yang lelah dan lapar. HIV sudah memorak-porandakan seluruh sistem pertahanan tubuh Samuel. Infeksi yang tidak terlalu berat pun dapat menimbulkan penyakit yang fatal.
“Artinya, kamu akan suatu tempat yang jauh. Tempat di mana kamu berasal.”
“Perginya sendirian?” tanyanya lemah.
Mataku berkaca-kaca. Namun aku mencoba untuk menahan agar air mata itu tidak jatuh.
“Sendirian. Tapi kamu jangan takut.”
“Kalau aku meninggal dunia, siapa yang akan menemani koko?”
Akhirnya air mataku juga jatuh. Diantara penderitaannya dia masih memikirkanku.
“Aku tahu, koko sering ngga makan biar aku kenyang. Koko sering jalan kaki pulang pergi ke toko biar bisa belikan aku sesuatu setiap hari. Nanti di sana, siapa yang motongin kuku Samuel?” ucapnya sambil meneteskan air matanya.
Aku memeluknya.
“Kamu ngga usah mikirin koko ya, sayang!  Tuhan pasti menjaga koko.”
“Nanti kalau aku sudah besar dan punya uang yang banyak. Aku mau belikan koko sebuah toko. Biar koko ngga usah kerja lagi. Trus belikan koko rumah dan mobil, biar kalau hujan bisa tetap tidur enak dan tidak perlu lagi jalan kaki.”
Mulutku tertutup rapat. Bungkam. Tak ada kata yang bisa melewati kerongkonganku. Di tengah rasa sakitnya, dia masih menyimpan sebuah impian. Bukan keluh kesah karena sakit yang di deranya.
******

1291565334890052374

Aku membawa sebuah boneka Tazmania kecil untuk Samuel. Samuel yang terbaring lemah memaksakan senyumannya.
“Ko…”
“Kenapa sayang?”
“Besok aku tidak bisa ikut koko natalan di gereja.”
“Ngga apa-apa.”
“Kamu suka ngga bonekanya?”
“Terima… kasih… ya, ko! Bonekanya bagus banget.”
“Maafkan koko ya. Koko ngga bisa belikan kamu boneka yang gede.”
“Ko, aku mau… kasih koko… kado.”
Aku tercengang!
“Aku cuma… bisa kasih lagu buat koko…”
Aku mendekatkan kupingku di wajah Samuel. Suaranya semakin pelan.
“Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak
Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu
Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu
Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya”
Air mataku terus jatuh ketika dengan susah payah dia menyelesaikan lagu tersebut. Meski sudah tidak ada lagi harapan Samuel tetap percaya mujizat itu ada.
“Selamat natal ya ko,” ucapnya dengan sangat pelan.
“Selamat natal juga sayang.”
“Ko…”
“Iya, sayang!”
“Koko bisa nyanyikan aku sebuah lagu…”
Tanpa berpikir panjang aku memenuhi permintaan Samuel. Lagu kegemarannya…
Dalam segala perkara
Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari
Semua yang terpikirkan
Apapun yang Kau perbuat
Tak ada maksud jahat
Sebab itu kulakukan
Semua dengan-Mu Tuhan
Reff:
Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba, semua yang ku bisa
Tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Tangan kanan Samuel mendekap boneka Tazmanianya sementara tangan kirinya menggengam tanganku.
Genggamannya makin lama makin lembut hingga tak ada lagi nadinya yang berdetak.
“Surga menantimu, pahlawan kecilku,” bisikku dikupingnya yang dingin.


12915653581392454104


12915653731802124900

12915653731802124900
*****
TAMAT

Cerpen ini saya dedikasikan untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS), percayalah kalian adalah makluk tuhan yang paling bahagia dan berharga di mata Tuhan dengan keadaan apapun.
“Jauhi virusnya bukan orangnya.”

(nantikan novelnya yang akan diterbitkan.Amin)

BROADCAST IF YOU AGREE!! 














Minggu, 11 November 2012

weekend is lovely day


Seperti yang kita tauu kalo hari minggu itu hari libur dan hari kasih sayang, minggu pagi tadi gue udah beraktivitas seperti biasanya dari mulai jogging, latihan pull up dan lainnya. kasih sayang yang gue kasih untuk minggu ini yaitu kasih sayang untuk adik perempuan gue yang bernama amelida firyal kautsar, dia cantik , lucu, usianya kurang lebih 9 tahun. gue gamau banyak ngomong apa apa lagi jadi mending langsung liat aja deh yaa bentuk kasih sayang gue :


Untuk kurangnya tolong maklumin karna gue sendiri juga masih newbie dan untuk lebihnya gue ucapin terima kasih, Happy Weekend!

Join Pramuka

Salam Pramuka...
we're scouting..

beberapa minggu yang lalu setelah gue latihan tugas musikalisasi pramuka gue ditawarin sama senioritas kepramukaan untuk ikut masuk ekstrakulikuler kepramukaan, awalnya gue nolak karna gue sendiri juga udah ikut pecinta alam, tapi endingnya sih gue tetep aja masuk pramuka karna dipaksaaa , yaa apa boleh buat.

Hari-hari pertama gue ikut kumpul pramukaa gue langsung dapet informasi bahwa mau ada lombaa yang ingin diikuti, ditambah lagi gue mesti ngisi Buku SKU pramuka untuk mengikuti pelantikan Bantara, Dihari pertamaa aja gue udah down banget, gimanaa minggu-minggu berikutnya...

Dengan badan yang penuh munaa minggu-minggu pertama gue paksaa diri gue untuk tetap kumpul pramuuuka, disini gue udah mulai masuk materi dan pelatihaan, kebetulan gue lumayan bisa mendesain grafis dan film dokumentari akhirnya gue kepilih 2 kategori tersebut untuk mengikuti lomba KKP (KEMAH KARYA PRAMUKA). dari situ gue mulai termotivasi banget jujur, gue jadi sering aktiv di pramukaa dan yang paling gue sukaa dari pramukaa yaituuu yel-yel nya yang luar biasa hebatnya..

Latihan pramuka sekarang itu bener-bener padet banget, setiap hari latihan pramuka dari pulang sekolah sampa jam setengah 6, memang bangga rasanya kalo akhirnya kita dapatkan apa yang kita mau, tapi itu juga akan bener-bener perih kalo kitaa justru kalah dalam perlombaan.

well sampai sini dulu postingan weekend gue and happy weekend.

Kamis, 12 April 2012

just be your self!!

Berusaha menjadi orang lain memang seringkali dilakukan untuk memikat seseorang yang kita suka. Kita seringkali ingin memberi kesan pertama dengan tampil sempurna dalam hal fisik dan sikap. Walaupun hal itu ternyata membuat kita merasa tidak nyaman karena tidak menjadi diri sendiri. Hal ini membuat sikap kita tampak sangat dijaga alias jaga image.

Banyak yang beranggapan bahwa tampil menjadi orang lain yang lebih baik akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri. Namun kenyataannya, tidak menjadi diri sendiri hanya memberikan manfaat yang sementara saja. Selebihnya akan membuat diri menjadi tidak nyaman serta memendam emosi karena harus berpura-pura menjadi orang lain.
Semuanya ini akhirnya dapat membuat diri sendiri kesal dan malahan bisa menghilangkan rasa percaya diri dan menurunkan harga diri di mata pasangan. Pasangan juga bisa merasakan jika kita sedang tampil apa adanya atau berpura-pura menjadi orang lain. Bagaimanapun kejujuran dan menjadi diri sendiri adalah hal yang diinginkan dalam mencari pasangan.
Jika kita memang ingin serius untuk menjalin hubungan dengan seseorang maka “just be your self”. Untuk apa menjalin hubungan dengan dasar kepura-puraan dan jaga image. Karena pada akhirnya manusia memiliki titik jenuh dimana dia tidak tahan lagi untuk menjadi orang lain dan tampil apa adanya. Hal ini tentunya bisa membuat pasangan kaget dan bisa merusak sebuah hubungan. Oleh sebab itu, landasilah hubungan dengan kejujuran dan berani tampil apa adanya sejak awal. Jika memang sudah berjodoh, maka pasangan pasti akan bisa menerima diri kita apa adanya dan sebaliknya.
 
Menjadi diri sendiri selalu lebih baik daripada harus menjadi orang lain. Dengan menjadi diri sendiri, kita justru malahan bisa tampil lebih percaya diri dan bisa lebih bebas berekspresi. Dengan demikian, aura positif akan muncul dan tentunya dapat membuat kagum pasangan. Hubungan dengan pasangan juga dapat menjadi semakin kuat dan dekat karena muncul sikap saling memahami dan melengkapi kekurangan masing-masing. Just be your self juga akan membuka peluang untuk bisa meningkatkan dan mengembangkan kemampuan diri.
karena jaman sekarang banyak banget orang yang sok jaga image di dpan pacarnya dan ternyata di belakangnya buruk lebih baik "just be your self" karna jika sewaktu-waktu pasangan anda tahu sikap dan image anda yang sebenarnya itu pasti bisa langsung merusak hubungan :D

It's coll writer's ;)
Kamis, 22 Maret 2012

TRIP TO KOPI LUWAK BEHIND JOGJA

Jadi , ceritanya waktu itu gue pergi JOGJA

     Semenjak liburan sekolah gue bareng keluarga jadi sering liburan ke luar kota , ya salah satunya ini berlibur ke kota jogja , Sialnya gue di perjalanan bis nya engga ada tempat pembuangan air kecil sampe akhirnya gue terpaksa nahan kencing sampe mampooss-_-. Perjalanan gue ke jogja memakan waktu sehari , gue sama rombongan setelah tiba di candi prambanan gue heran kalo ngeliyat orang bule , karna orang bule kalo make pakaian fleksibel yang serba tipis itu udah kaya manusia tanpa badan.

Ini gue sama keluarga gue

     Oh ya persiapan gue ke jogja juga sebelum nya engga ribet ribet ,karna gue penulis jadi gue cukup membawa pakaian full set , laptop , dan kamera itu udah cukup lengkap untuk gue , tapi entah gimana bagi orangtua gue karna mereka terlalu hati-hati sampai sampai hampir semuanya mereka bawa-_-.

     Jogja selalu punya cerita sendiri, punya hal-hal yang menarik sendiri jadi gue pribadi juga jadi kangen lagi sama kota jogja untuk ngebuang semua pikiran yang ga enak atau rasa cape habis pergi ke laut..palingan gue gak berharap ada orang pacaran di jogja apalagi sampe nulis nama mereka di pasir .. Hoekkss!

    kembali ke cilegon , gue sama rombongan akhirnya kembali ke alam masing-masing dan jauh meninggalkan kota jogja , walaupun hati berat tapi harus tetap semangat karna bagi gue perjalanan pulang pun cukup menyenangkan karna bisa mampir sebentar ke kafe kopi luwak .

Ini gue yang gagah

dan ini foto ade gue tercinta

Well Dunia akan terus berputar dan gue pun harus kembali ke alam gue yang aslinya .
Expect some fun stories when I got back! :)
Minggu, 15 Januari 2012

Well, since it starts with a blog post it should end with one..

..thus,
I just wanna say to you:
goodbye.
It was an amazing 7 months.
Have an amazing life.
I remain as your friend.

On In Love and Not Being Able to Write Pretty Words (MAAF KALO KEBANYAKAN BAHASA INGGRIS , KALO NAMPANG MALU )

Kata orang, kalo mau ngeblog,
tulislah perasaan paling kuat yang lagi kamu rasakan.

Well, saya lagi jatuh cinta,
dan saya ingin menulis tentang itu.

Now, this is the problem. Saya takut menulis tentang cinta. You know, tulisan tentang cinta, adalah tulisan yang paling susah untuk ditulis. Karena, sangat susah menulis tentang cinta tanpa terlihat dangdut, corny, atau downright menya-menye. Saya tidak ingin tulisan yang saya buat jadi terlihat seperti surat cinta mbak-mbak dan mas-mas pembantu rumah: “Kalau kamu jadi madu, aku jadi lebahnya.” Hoek. Atau, “Kalau kamu jadi kumbang, aku jadi sepedanya… sepeda kumbang.” Dobel hoek.

For me, what I have with you now,
lebih dari analogi yang melibatkan serangga.

Hmmmmm…

Tapi kalau mau dianalogikan, let me get a shot: falling in love with you is like prasmanan tanpa pernah terpuaskan. Semua detail-detail sifat yang kamu tawarkan: quirkiness kamu, ketidaklaziman kamu, kemengertian kamu terhadap keanehanku (begitu pun sebaliknya), seperti di tawarkan dalam piring-piring buffet dengan silver platter yang menyala rapih. Dan kuambil. Kukonsumsi. Namun, aku masih kelaparan. Lalu kuambil, kukonsumsi kembali. Dan aku, tetap kelaparan. Saya bisa menyalahkan ini kepada sifat aku yang menagih -dan tidak pernah puas-, atau kepada kamu yang terus menawarkan cita-rasa yang tak kunjung habis. Atau, kepada keduanya. I can only sum it up: I. Can’t. Get. Enough. Of. You.

Waduh. Maaf, lagi puasa,
jadi analoginya nyambung ke makanan. :D

Tuh kan. Maybe I can’t find cool analogies, pretty metaphors, or write a lovey dopey poem (you know, yang kayak “ketika langit tak berbintang, maka aku..”. Damn, Triple hoek dengan cuh), I definitely can’t write music. I’m a comedy writer, therefore I’m not even good with words for these kind of things.

So, I’m gonna make this ultra-simple,
the most primitive form of telling how I feel: “I love you”.

And I love being with you! I love your giggle, your silly grin, your energetic story-telling (with your hands waving aroud), your sharp bitchiness. I love our awkwardness when our hands meet, and the fact we act it cool.Oh and I love the way you walk, the way you dance, the way you sing (god, the way you sing make angels sound like Doraemon!) and how you apply your personality in a paste. I love the look in your eyes when you showed me those MJ videos, Bruce Lee interviews, those reflective eyes, longing for perfection, filled with deep thoughts and ambitions. The ambitions that I share. The way of thinking that I understand. The unconventional person, you are. You are the odd-shaped jigsaw puzzle that I’m looking to fit. And you completed me.

Thus, when they ask me: why do you love her?
I can safely say: what is not to love?

So, I am welcoming you to my life.
Now, let’s do this together, love. :)

PS: There. The first rule of blogging: write what you feel. Safely done. No insects involved.

Ini Mantra Patronus Gue..

Kalau ada yang baca Harry Potter (and I’m sure lots of you do), pasti tau Dementor.
Harry dan Dementor

Bagi yang gak tahu, Dementor adalah “makhluk penghisap kebahagiaan” yang membuat korban mereka berpikir tidak akan bisa bahagia lagi. Satu-satunya cara untuk mengusir Dementor, Harry Potter harus mengeluarkan mantra yang bernama Patronus. Nah, untuk mengeluarkan mantra Patronus dengan baik, Harry harus mengingat tentang hal-hal yang ngebuat dia bahagia sambil mengarahkan tongkat sihirnya ke Dementor.

Heri dengan Mantra Patronus vs Dementor
Konsep yang keren banget ya?

To be honest, akhir-akhir ini lagi banyak Dementor di hidup gue; that means lagi banyak pikiran yang menggangu, yang ngebuat gue jadi down, jadi gak seneng, jadi males ngapa-ngapainnya. Dan gue akhirnya berpikir, untuk mengusirnya, gue perlu mengeluarkan mantra Patronus gue sendiri.

Maka, inilah mantra Patronus gue, atau dengan kata lain,
hal-hal bahagia yang gue pikirin untuk mengusir Dementor gue:

1. Nonton film Obat stress di Komputer kesayangan
2. Inget-inget lagi “Risna Ceria”, dan bagaimana senangnya kita dulu..
3. Lari sendirian di KS, gak ada pikiran apa-apa, ngeliatin pintu demi pintu kelewat..
4. Minggu pagi di Atas Rumah sambil ngopi dan ngobrol sok berat tapi santai. Nge-quote Nietzche, Freud, Schopenhauer, dan mencoba untuk memahami “why we are so unbeliavable fucked up?”. Man, I miss pseudo-intellectual conversation..
5. Mendengarkan A Love Supreme – John Coltrane
6. Menonton Eternal Sunshine of The Spotless Mind
7. Hari Minggu yang mendung, di mobil sendirian, lalu radio memutarkan lagu-lagu ringan..
8. Talkshow di Facebook dengan Teman yang asik banget..
9. Ngedenger nyokap gue bilang, “Paling engga, anak mama yang paling gede udah jadi orang.”
10. Momogi coklat & Pocky rasa pisang plusss Coca-Cola dingin yang es-nya agak cair.
11. Membaca email terimakasih dari pembaca, disamperin orang dan bilang terimakasih sudah membuat blogger yg cukup menarik sampe kami tertawa di jalan ...
12. Duduk di sebuah tempat yg sepi sambil bernyanyi Riang .
13. Nulis sambil tidur, dan besoknya pas bangun, ketawa ngebaca tulisan sendiri..
14. Makan indomie telor kornet keju jam satu pagi di warung deket rumah..

Gue jadi inget, gak selamanya gue bakal ada di dalam posisinya jelek. Gak selamanya bernasib buruk. Kadang, kalau kita sedih, kita berpikir, kita gak akan bisa ngelewatin ini… kita gak bahagia.. dan kita orang paling miserable di dunia ini. Dengan mengingat-ingat yang seneng-seneng lagi, gue jadi sadar, yah mungkin hidup gak selamanya di atas. Gue pernah bahagia, dan beberapa saat lagi I will get my spirit back.

Walaupun gak punya tongkat sihir..
my Patronus charm works.
Sekarang gue lagi senyum. :)

Apa mantra Patronus kamu?

followers